Senin, 29 Juni 2015

TREASURE (Chapter 1)



 TREASURE (Chapter 1)









Main cast :      Kim Jongin/Kai

Park Nami/ Nanami

Other*

Genre :           Romantis, comedy, school life.





Hai...ini adalah ff pertama ku. Tak ada unsur plagiat. Semua ini murni dari pemikiran author. Jika ada kesamaan nama dan tempat itu adalah faktor kebetulan saja ^^ . Perhatian, dilarang keras untuk copas. Sebelumnya ff ini udah pernah aku posting di blog pribadi aku, jadi jangan pernah berpikir jika aku plagiatin ff ini.


Happy reading ^^ ......




 ................................... ................


Perkenalkan aku adalah park nami tapi teman-temanku memanggilku nanami, aku tak tau kapan dan mengapa mereka mulai memanggilku nanami tapi aku sangat menyukainya. aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Sekarang aku duduk di bangku kelas sebelas.Ayah ku adalah pemilik  hotel dan restauran yang telah memiliki cabang di hampir seluruh Asia, emm bukannya sombong tapi itu adalah kenyataan dan Ayahku bernama park jisang. omma ku seorang ibu rumah tangga, ia sangat setia pada suaminya yang tidak lain adalah appa ku dan aku tau ommaku sangat mencintai appaku, menurutnya appa adalah orang yang paling tampan yang pernah ia temui bahkan melebihi kim wobin sekalian dan ommaku bernama kim sera. Aku juga mempunyai kakak lelaki yang sangat tampan bertubuh tinggi dan memiliki senyum yang dapat membuat hati para yeoja berbunga-bunga, oppa ku bernama park chanyeol, ia setahun lebih tua dari ku karena umur kami yang terbilang tidak terlampau jauh makanya kami sangat akrab, terkadang ada yang sampai mengira kami pacaran.


-------------------------------------------- --------------------------

Author pov


Pagi ini cuaca sangat cerah di kota tokyo, awal yang indah untuk memulai aktivitas harian nanami yaitu sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 Am. Yang artinya 30 menit lagi pintu gerbang sekolahnya sudah di tutup. Tapi nanami baru saja bangun dari mimpi indahnya. Nanami masih setengah sadar, ia mengucek ngucek matanya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal sesekali ia menguap bertanda nanami masih sangat ngantuk. Setelah beberapa saat terdiam di atas tempat tidur nyamannya nanami segera beranjak  ke kamar mandi yang telah tersedia di dalam kamarnya yang lumayan besar. Nanami yang baru saja keluar dari kamar mandi kini mengambil seragam sekolah yang telah tergantung rapi di dalam lemari kaca yang lumayan besar itu. satu persatu ia selesaikan dengan tenang dan rapi dan sentuhan terakhir tak lupa ia memasukkan jam chanel kesayangannya dan sesekali melirik jam tangannya itu.


“ Sudah jam delapan lewat lima belas menit rupanya”


Setelah melihat jam tangannya ia kembali melanjutkan kegiatan berkacanya sambil merapikan kembali rambut yang di hiasi pita merah itu. dan seketika senyum nanami menghilang ketika menyadari ia sudah sangat telat untuk sekolah.


“MWOOOOO ??? sudah jam delapan lewat? Apa apaan ini? Kenapa omma tidak membangunkanku? Atau setidaknya oppa  yang membangunkanku. Aissss…. Jinjaa >< “


Nanami yang tadinya sangat tenang dalam mempersiapkan diri untuk sekolah mendadak tergesah gesah hingga berlari keluar kamar lalu menuruni tangga sambil merututi nasipnya nanti karena terlalu telat ke sekolah. Nanami yang sangat terburu buru sudah tak memperhatikan tangga yang ia lalui hingga membuatnya tersandung  dan menyebabkan sedikit memar pada kakinya. Appa omma dan chanyeol yang melihat kelakuan nanami hanya bisa menggelengkan kepalanya beraturan. Seolah kejadian yang ia saksikan tadi sudah terjadi berulangkali dan menjadi kebiasaan setiap paginya.


“Namiah…. Berhati-hatilah sayang, apa kau tak kasian dengan kaki mu itu? entah sudah berapa tanda yang kau lukis dikaki cantik mu itu.”


“ kaki cantik? Memangnya ada kaki cantik yang pendek omma?” cetus chanyeol yang sangat suka menggoda adik satu-stunya itu.


“Namiah, sini makan bareng appa omma dan oppa mu” tawar appa sambil menepuk nepuk kursi kosong  yang ada di sampinnya.


“Anio appa…aku sudah sangat terburu buru, aku sudah sangat telat untuk kesekolah entah hukuman apa yang menantiku nanti ketika  aku lebih telat sampai kesekolah”


Nanami yang menahan sakit di kakinya kini beranjak berlari keluar dari rumah dan tak menghiraukan panggilan omma yang dari tadi meneriaki namanya. Hingga di depan pagar rumahnya ia tiba-tiba saja berhenti seperti memikirkan sesuatu sambil melipat kedua tangannya.


 ” mengapa hanya aku yang merasa gelisah karena telat berangkat sekolah? Biasanya omma juga ikutan panik ketika aku telat berangkat sekolah tapi tadi sepertinya omma tenang-tenang saja bahkan appa menawarkan sarapan untuk ku dan chanyeol oppa kenapa dia masih tenang-tenang saja duduk di meja makan menikmati sarapanya? Bukannya oppa juga telat masuk sekolah sama sepertiku? Ada yang aneh dari mereka. Apa apaan ini?”  


Nanami yang merasa ada yang aneh memutuskan untuk kembali masuk kedalam rumah megahnya dengan tampang penuh curiga dan dahi yang telah di kerutkan.


Dengan waktu yang sama, appa, omma, dan chanyeol mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk rumahnya. Spontan chanyeol mengeluarkan tawa menggodanya pada nanami sampai tak bisa berkata apapun, ia hanya memegani perutnya yang sakit akibat tawa yang ia buat sendiri.


“ O Namiah kau sudah kembali, kenapa cepat sekali kau kembalinya?”
Tanya omma dengan polosnya serta senyum yang telah mengambang entah sejak kapan.  Sedangkan appa yang melihat tingkah laku putrinya hanya bisa menggelengkang kepalanya .


“ YA Pabo yahhh….kau mau kemana ha?” tanya chanyeol yang sudah dapat mengontrol dirinya tapi masih  ada tawa di sela-sela pertanyaannya.


Nanami yang masih berdiri di depan pintu rumahnya masih saja memasang tampang yang penuh curiga sambil melipat kedua tangannya.


“Apa-apaan ini? Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tadi omma tak membangunkanku? Dan oppa kenapa kau dengan santainya meminum teh itu? apakah kau tak ingin kesekolah? Dan Appa kenapa tak memarahiku kali ini? Biasanya Appa sudah mengomeliku jika aku telat kesekolah.” Tanya nanami dengan mengeluarkan nafas beratnya seolah banyak pertanyaan yang ingin ia utarakan.


Omma yang merasa lucu dengan tingkah anaknya itu segera menghampiri nanami dan membawanya duduk di sofa ruang keluarga mereka.


“sayang kau lupa hari ini hari apa?” tanya omma sambil mengelus rambut nanami dengan lembut.


“ hari ini? Emmmm hari ini hari rabu” jawab nanami dengan polosnya.


Chanyeol yang tadinya sudah tenang kembali tertawa geli mendengar jawaban dari adiknya itu, entah sepolos apa adiknyanya itu hingga tak mengerti maksud dari pertanyaan dari ommanya.


“ YA….maksud omma bukan itu paboooo…. Hahahahahahahaha “ cetus chanyeol dengan tawa yang seakan ada yang menggeletik perutnya.


“ kenapa oppa menertawaiku? Kan tadi omma bertanya ini hari apa jadi tentu saja aku jawab ini hari rabu. Memangnya ada apa dengan hari rabu ? toh aku gak salah” nanami yang sudah sangat kesal dengan chanyeol kini enggan melihat wajah oppanya itu. nanami yang tak mengerti apapun hanya mengerucutkan bibir nya sambil melihat ke arah lain.


“sayang omma tau ini hari rabu tapi maksud omma bukan itu sayang.”


“terus maksud omma apa? Aku betul-betul tak mengerti  ommaaa” jawab nanami sambil memandangi wajah ommanya manja.


“hari ini kita akan kembali ke korea sayang. Apa kau melupakannya? Bukannya kemarin kau yang paling bersemengat  sayang?”


“ bukannya kau yang paling tidak sabar menunggu momen ini? Momen dimana kau akan bertemu jongin lagi” sindir chanyeol dengan nada menggoda.


DEG. 
Dan seketika jantung nanami berdegup dengan cepat. Mendengar nama jongin saja sudah membuat jantungnya hampir keluar bagaimana jika ia bertemunya nanti? Lirih nanami dalam hati.


“jongin? nugu?” tanya appa penasaran


“ jongin anak tuan kim itu? “ tanya omma tak kalah penasarannya


“ Ne omma appa, jongin anak tuan kim tetangga kita di korea dulu” jawab chanyeol dengan penuh semangat


Nanami masih tidak fokus dengan pertanyaan appa dan ommanya, ia masih membayangkan bagaimana pertemuannya dengan jongin nanti setelah sekian lama tak bertemu atau bahkan saling kontekan. Aneh memang, di saat jaman semodern ini, setidaknya mereka saling bertegur sapa melalui email dan sejenisnya . Apakah jongin sudah melupakannya? Itulah satu-satunya pertanyaan yang ada di otak nanami saat ini.


*Flasback*
Soreh itu begitu tenang, hanya ada dua anak yang saling bermain dan tertawa bersama di sebuah taman bermain perumahan mereka.


“ besok aku sudah tidak bisa main lagi bersamamu”


Anak lelaki yang tadinya terpancar senyum bahagia tanpa beban di mukanya kini berubah menjadi wajah yang penuh tanda sedih, ia hanya menunduk mendengar perkataan teman perempuan yang sedari tadi di ajaknya bermain dan tertawa bersama.


“  wae? Apa aku sudah berbuat salah? Kumohon maafkan aku namiah, aku berjanji tak akan mengulanginya lagi” rengek anak lelaki itu seolah tak ingin di tinggal pergi oleh teman sepermainannya itu.


“anio kamjongah, kau tak berbuat salah” nanami kecil itu kini mengelus halus rambut teman kecilnya


“ lalu kenapa kau tak ingin main denganku besok?”


“kata appa dan eomma ku besok aku harus ke jepang dan katanya aku dan oppa akan bersekolah di sana” jawab nanami kecil dengan suara penuh lirih.


“ andwae? Kau tinggal saja di rumahku, eomma pasti tak akan marah kan eommaku sangat menyukaimu. Emmmm jebal…tinggallah kau tak perlu ke jepang oh” jawab jongin kecil sambil memegang erat tangan mungil nanami kecil.


“anio kamjongah, aku tak bisa tinggal. Tapi aku janji aku akan segera kembali”


“ yaksok?”


“emmm yaksok” dan perjanjian antara dua anak ini terjadi.


*flasback end*
 ------------------------------------ -------------------------------

Author  Pov

Hari ini adalah hari pertama nanami bersekolah di sekolah barunya di korea. KIRIN HIGH SCHOOL salah satu sekolah bergensi di korea. Tidak sembarang orang bisa masuk di sekolah itu hampir seluruh siswanya berasal dari kalangan atas, mulai dari anak dari para mentri atau pejabat korea, pemegang saham sampai pewaris perusahaan besar. Namun ada juga dari kalangan rakyat biasa namun sudah pasti mereka memiliki kecerdasan yang luar biasa. Untung saja Nanami salah satu pewaris perusahaan jadi ia tidak termaksud rakyat biasa yang harus memiliki kecerdasan yang luar biasa itu. Nanami sebenarnya bukan anak yang bodoh, namun ia hanya siswa yang kurang tanggap  atau lemot dalam masalah pelajaran, beda halnya dengan oppa nya, chanyeol adalah anak yang cerdas di sekolahnya dulu, ia selalu mendapatkan pringkat 3 besar di sekolahnya. Tak heran jika chanyeol memiliki banyak penggemar saat bersekolah di jepang.


“kau murid baru itu?” seorang wanita paruh baya menghampiri nanami yang kelihatan bingung atau bisa dibilang sedikit tersesat di sekolah barunya itu


“ne songsaengnim”


“kajja… aku akan mengantar mu ke kelas baru mu. Oia perkenalkan aku adalah oh jiyeong, kau boleh memanggilko oh songsaengnim.”


“ oo ne songsaengnim” jawab nanami mengerti.

-------------------------------- ------------------------------------------

Suara kelas 11.B yang sedikit ribut tiba-tiba hening ketika oh songsaengnim memasuki ruangan kelas.


“hari ini kita kedatangan murid baru dia pindahan dari jepang, ayo masuk” panggil oh songsaengnim


“anyyeong perkenalkan namaku Nanami aku pindahan dari jepang semoga kalian dapat menerima ku di kelas ini. Mohon bantuannya teman-teman ^^”


“ baiklah Nanami sekarang kau boleh duduk di kursi kosong di samping choi Sulli. Dan semuanya ayo kita memulai pelajaran kita hari ini, semuanya buka halaman 93”

------------------------------------------- ---------------------------------

Nanami pov

Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah di sekolah ini. Aku di tempatkan di kelas 11 B. dan sekarang aku duduk di samping yeoja yang menurutku cukup cantik, namanya choi sulli dan ku harap aku bisa berteman dengannya. Ku beranikan diri untuk memulai percakapan dengannya


“ annyeong “


“ annyeong Nanami, aku adalah choi Sulli tapi kau panggil saja aku sulli ^^” sulli menjawab sapaan Nanami dengan senyum yang mengambang di wajahnya.
Sepertinya harapanku tak sia-sia, sulli sepertinya orang yang baik dan akan berteman dengan ku. Sulli yang tersenyum menawarkan tangannya dan tentu saja aku dengan senang hati menerimanya sebagai tanda  awal mula  pertemanan kami atau bahkan sebuah persahabatan.


Setelah acara perkenalanku dan sulli berakhir kini sulli kembali fokus pada pelajaran oh songsaengnim. Aku kurang suka dengan pelajaranku sekarang, pelajaran yang oh songsaengnim ajarkan, matematika pelajaran yang paling aku benci pelajaran yang sangat rumit untuk dimengerti. Daripada memusingkan sesuatu yang di sebut matematika itu, aku lebih memilih untuk memerhatikan wajah teman-teman kelas ku ini, dan aku memfokuskan pandanganku pada namja yang duduk disamping jendela itu. entah mengapa semakin aku memerhatikan wajah namja itu, seperti aku telah melihatnya di suatu tempat yang entah dimana tapi aku sangat yakin kalau aku memang pernah melihatnya, tapi dimana? Apakah namja itu kamjong? Ahhhhh siapa namja berkulit tan itu??????


Sekarang waktunya istirahat dan aku masih saja penasaran dengan namja berkulit tan itu. dan kuputuskan untuk bertanya kepada sulli


“ya sulliah apa kau tau sapa namja yang duduk di pojok sana yang kulitnya agak tan dan emm kurasa dia sedikit tampan”


“Kai? Maksud mu Kai?” tanya sulli yang sedikit kaget


“oo jadi namanya Kai? Tapi kenapa aku merasa pernah melihatnya? Apa dia dulu salah satu temanku? Tapi seingatku, aku tak pernah punya teman bernama kai.”
Ku tatap wajah sulli, sepertinya ada yang aneh dengan wajahnya “Oiaa dan Kenapa mukamu seperti itu? ada apa dengan Kai?”


“sebaiknya kau jangan berurusan dengannya jika kau tak ingin menjadi korban selanjutnya” jawab sulli sambil memegang kedua bahuku, entah mengapa rasanya sulli seperti mengisyaratkan sesuatu, tapi apa maksud sulli??




TBC.


Hai ^^ ini adalah FF pertama ku...maaf jika ceritanya agak gak jelas. Maaf juga jika aku typo, mohon di maklumi. Aku butuh banget komen dan saran dari kalian. Aku harap kalian dengan senang hati mau ninggalin jejak kalian di kolom komentar ^^ . Aku harap kalian mau menantikan chapter selanjutnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar